21 Februari 2013

gizi 2011 goes to campina factory : Bukan Hanya Kenikmatan Es Krim Campina



Hari ini (senin, 18 Februari 2013) semua civitas akademika dan juga mahasiswa tingkat 2 berkunjung ke salah satu perusahaan pembuatan es krim ternama di Indonesia yaitu PT. Campina Ice Cream Industry. Tujuan dari kunjungan yang pertama kali diadakan oleh pihak jurusan ini, adalah yang pada intinya untuk mengetahui proses pembuatan es krim. Perjalanan kami dimulai dengan berkumpul di depan lab terpadu Poltekkes Kemenkes Surabaya dan seperti biasanya kami juga sedikit mengabadikan moment - moment sebelum berangkat ke tujuan dengan berfoto bersama.






Sekitar pukul 13.30 yang artinya molor satu jam dari jadwal yang dijanjikan, kami ber-33 berangkat menuju pabrik campina dengan didampingi dua dosen kami Pak Bambang Giatno dan Bu Inne Soesanti selaku kaprodi gizi. Ada satu teman kami yaitu Pandega yang akhirnya harus rela mengalah, tidak satu kendaraan dengan kami dikarenakan tempat duduk yang tidak mencukupi untuk kami ber-34 ditambah dengan dua dosen. Perjalanan menuju pabrik es krim tersebut lumayan lancar, walaupun ada beberapa titik jalan sedang macet, tapi pada akhirnya kami sampai juga di pabrik yang berlokasi di jalan rungkut industri II tersebut dengan selamat.
Turun dari bis milik poltekkes kemenkes surabaya, kami langsung disuguhi pemandangan beberapa truck pengangkut es krim dan beberapa pekerja yang sibuk menaikkan kotak – kotak berisikan puluhan es krim kedalam sebuah kendaraan mirip trailer yang akan melakukan pendistribusian ke seluruh Indonesia mungkin. Tidak hanya itu, tepat disamping tempat tersebut juga terdapat beberapa kursi dengan desain ala kursi – kursi yang ada di taman bunga lengkap dengan lampu tamannnya juga. Bagian bawah kursi juga didesain seperti rerumputan dengan menggunakan seperti bahan kain karpet berwarna hijau tua. Tidak bisa melihat tempat seciamik ini, seperti biasa kami para mahasiswapun langsung bergegas berfoto – foto di tempat tersebut tanpa pikir panjang dan seakan – akan urat malu kami putus bila berfoto – foto seperti itu :p
si iska sam puput mesra amat yak -_-


Beberapa kali bisa menggunakan kesempatan sebelum memasuki area pabrik untuk jeprat – jepret, akhirnya  kami pun dipanggil dan di kumpulkan di depan area pembelian souvenir, untuk diberi pengarahan sebentar oleh seorang pemandu cantik dari campina (maaf saya lupa namanya siapa :p). Beberapa peraturan disampaikan oleh mbak tersebut seperti salah satunya adalah menjaga kebersihan di areal pabrik, dikarenakan pabrik yang sedang kami kunjungi adalah sebuah pabrik pembuatan es krim yang pastinya sangat dijaga ketat hiegene dan sanitasinya. Tujuan pertama kami adalah dibagian penyimpanan eskrim yang katanya, suhu di ruangan tersebut bisa mencapai sekitar 10-30 derajat celcius. Wow. Oleh sebab itu, sebelum memasuki ruangan tersebut kami diberi pengarahan lagi bahwa bila ada riwayat penyakit tertentu yang berhubungan dengan suhu dingin tidak diperkenankan untuk masuk ke areal tersebut. Dan akhirnya kami masuk dengan mengenakan jaket kuning tanpa kedua teman kami : Retty dan Lelya. Dan benar saja didalam ruangan tersebut kami semua beserta dosen – dosen juga menggigil kedinginan, dari satu tempat ke tempat yang lainnya yang sepertinya semakin ruangan kedalam suhunya semakin rendah. Di sini kami juga sangat dihimbau untuk tidak berlari – larian karena lantai tempat ini sangatlah licin. Tidak berlama – lama di ruangan ini, yang sangat dingin sekali, kami di pandu oleh mbak tersebut untuk keluar dan melanjutkan ke tujuan selanjutnya, yaitu quality control dan lab microbiology yang berada di dalam pabrik sebenarnya.
Kesan pertama masuk area kantor campina ini adalah tempat sangat bersih dan juga rapi, dengan diselingi beberapa aroma yang sangat mengenakkan, sepertinya aroma es  krim. Banyak pula di pajang peralatan yang tersusun rapi, yang digunakan untuk pembuatan es krim pada jaman awal – awal memulainya produksi es krim ini secara besar – besaran dulu. Sepanjang perjalanan menuju tujuan yang kedua, kami pun melihat kanan dan kiri lorong kantor tersebut ruangan kerja berisikan orang – orang yang sedang sibuk bekerja.
Sampai di area quality control, tempat di mana semua produk es krim harus melalui tahap ini terlebih dahulu sebelum mulai di produksi maupun sebelum didistribusikan, tak hanya produk yang di control tapi bahan baku pembuatan es krim juga ikut di control, kemudian lab microbiology tempat dimana untuk memastikan bahwa produk es krim tidak terdapat bakteri patogen sehingga campina akan memastikan keamanan pangan.
Ada yang unik di tengah – tengah perjalanan kami menyusuri pabrik pembuatan es krim ini. Ternyata di dalam pabrik campina terdapat sebuah kantin yang bila kami lihat dari luar, cukup rapi dan bersih tentunya. Kantin tersebut digunakan oleh seluruh karyawan dan juga staff untuk menikmati santapan pada jam istirahat. Kantin milik PT. Campina Ice Cream Industry menggagaskan ide untuk berperilaku vegetarian. Jadi, setiap menu yang disajikan tidak menggunakan bahan makanan peternakan seperti daging, telur dan olahannya. Bisa dibilang kantin ini kantin vegan. Seluruh karyawan dan juga staff diharuskan untuk menyantap hidangan – hidangan yang disediakan dengan tidak boleh meninggalkan sisa makanan walaupun sebutir nasi pun. Dari sini si mbak pemandu menjelaskan mengapa perusahaan ini menerapkan manajemen seperti itu, yaitu dikarenakan perusahaan ini sangat peduli dengan isu global warming yang sedang marak akhir – akhir tahun ini. Dengan menerapkan manajemen seperti ini diharapkan, global warming dapat dicegah dengan tidak mengonsumsi bahan makanan hasil peternakan. Di kantin ini kami seakan mendapat tambahan ilmu lagi yaitu gas CO2 hasil kita mengkonsumsi 1 kg daging itu sama dengan kita menyalakan lampu 200 watt (kalo tidak salah) ditambah dengan melakukan perjalanan 250 km dengan mobil. Makna tersirat dari tidak diperbolehkannya ada sisa dalam hidangan yang setiap kali disantap adalah karena perusahaan ini juga sangat peduli dengan masalah kelaparan. Dengan tidak membuang 1 butir saja setiap kali makan maka kita dapat menyelamatkan sekitar 14 ton beras setiap harinya (kira – kira penduduk Indonesia 250 juta jiwa yang melakukan pembuangan 3 butir nasi saja setiap hari). Nah, bila hal baik ini dapat kita cegah, maka kejadian kelaparan bisa teratasi pula. Suatu ide manajemen yang sangat brilian menurut saya. Tersirat pula, Campina juga mengharapkan pesan – pesan seperti ini, yang dilakukan oleh sekitar 500-600 karyawan  campina dapat diterapkan oleh seluruh penduduk di Indonesia.
Perjalanan berlanjut ke area produksi es krim. Melalui jendela kaca – kaca bening yang menutupi area ini, kami dapat melihat banyak karyawan yang sedang bekerja untuk membuat es krim, walaupun juga tidak begitu detail. Terlihat dengan jelas pula alat – alat cangggih yang beroperasi di dalam ruangan tersebut. Ruangan produksi beroperasi 7 hari 24 jam nonstop tidak pernah ‘menganggur’ atau ‘berhenti’ hal ini bertujuan karena untuk memenuhi kebutuhan pasokan es krim ke seluruh Indonesia. Kami semua di giring naik keatas lagi untuk melihat proses packing. Dari jendela kaca, kami melihat beberapa pekerja laki – laki yang begitu gesitnya memasukkan, menghitung hingga mengecek akhir keadaan produk yang kemudian dimasukkan kedalam kardus – kardus es krim. Dari proses ini diperlukan kecermatan untuk memeriksa produk, apalagi ditambah suhu rendah yang ada di ruangan tersebut yang mau tidak mau membuat perkerja bergerak cepat.  Dari proses ini nantinya, kardus – kardus berisikan puluhan es krim akan disimpan dalam ruang penyimpanan yang telah kami masuki pertama kali tadi.
Kami menuju suatu ruangan seperti layaknya gedung bioskop, yang memutarkan informasi – informasi tambahan bagaimana proses produksi yang sebenarnya, sedikit mengenai sejarah singkat berdirinya pabrik campina, dan lain – lain. Pabrik es krim campina ada di Kota Pahlawan Surabaya. Kota dimana es krim Campina pertama kali dibuat di tahun 1972 oleh Bapak Darmo Hadipranoto di garasi rumahnya, dan  terus berkembang besar hingga sekarang. Ada yang tahu arti kata ‘Campina’ saat pertama kali dinamakan ke produk es krim buatan Pak Pranoto? Campina = kampiun dimana-mana, atau jadi juara dimana-mana
Tidak terasa sudah dua jam kami telah mengelilingi pabrik es krim campina ini. Tujuan terakhir adalah ke ruang avatar, dimana di ruangan ini kami bebas berfoto – foto dan mencicipi es krim campina yang telah disediakan. Hmmmm..pillihan saya jatuh pada fantasy. Entah mengapa tangan saya tergerak untuk mengambil es krim tersebut. Walaupun ternyata setelah gogling ternyata fantasy itu bukan es krim tapi ice water. Tapi setelah saya jauh mengingat – ingat kembali, ternyata saya dulu sangat suka sekali dengan es krim varian ini lhoo. Waktu saya kecil, seingat saya, saya selalu membeli es krim dengan rasa khas jeruk campur anggur ini. Wow...kok bisa kebetulan sekali seperti ini yaa..hhehe..

Itulah dari perjalanan kami bersama civitas academika mengunjungi pabrik es krim campina. Tak hanya es krim gratis yang kami dapat hari ini, tapi menurut saya ada pesan moral yang sangat indah yaitu goes green, mencintai lingkungan, bagaimana kepedulian dengan sesama. Semoga saya juga dapat menerapkannya :)

Nb : ternyata setelah googling nama mbak pemandu kami adalah mbak anis :D
Ralat : ternyata bukan 200 watt tapi 100 watt dalam 20 hari :D



Referensi :
http://mycampinaicecream.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar